BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan
zaman yang diiringi kemajuan teknologi, mendorong kita untuk senantiasa
berupaya meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi. Dalam
hal ini kita juga harus memperhatikan kode etik dalam IT. Kode etik adalah
sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik
agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Ketaatan
tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah
bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu
terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga
profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan
rusak dan yang rugi adalah dia sendiri. Kode etik bukan merupakan kode yang
kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau
sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman
1.2. Tujuan
Dalam penulisan ini penulis membuat makalah etika dan
profesionalisme dalam bidang teknolodi informasi yaitu untuk memperluas wawasan
tentang profesionalisme kerja dibidang
teknologi informasi dan juga sebagai bahan dalam kajian diskusi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Etika
Ilmu
yang membahas perbuatan baik dan perbuatan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Bertujuan
untuk mendapatkan konsep yang sama
mengenai penilaian baik dan buruk bagi
semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu,
pengertian etika ada 2 macam, yaitu:
1. Pengertian
Baik
Sesuatu hal
yang dikatakan baik bila mendatangkan rahmat dan memberikan perasaan senang
atau bahagia. Dengan kata lain, sesuatu yang dikatakan baik bila ia dihargai
secara positif.
2. Pengertian
Buruk
Segala yang
tercela perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan noma-norma
masyarakat yang berlaku.
2.2.
Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme adalah
sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para
anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya.
Dalam
bekerja, setiap manusia di tuntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di
dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam
mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta
sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen.
Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang
menunjukkan adanya tanggung jawab moral.
Jika pada bidang IT
mempunyai ciri-ciri profesional, yaitu:
1.
Memiliki kemampuan dan
ketrampilan dalam bidang pekerjaan IT
2.
Memiliki wawasan yang luas.
3.
Memiiliki kemampuan dalam analisa dan
tanggap terhadap masalah yang terjadi.
4.
Mampu berkerjasama dan dapat menjalin
hubungan baik dengan rekan-rekan kerja
5.
Dapat menjaga kerahasian dari sebuah
data dan informasi
6.
Dapat menjunjung tinggi kode etik dan
displin etika.
2.3.
Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi
Sistem Informasi (TSI) adalah technology information system yaitu teknologi
yang tidak terbatas pada penggunaan sarana komputer, tetapi meliputi pemrosesan
data, aspek keuangan, pelayanan jasa sejak perencanaan, standar dan prosedur,
serta organisasi dan pengendalian sistem catatan (informasi
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. Definisi Etika dan
Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi
Dari
tiga pengertian di atas maka definisi dari Etika dan Profesionalisme Teknologi
Sistem Informasi adalah norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran bagi tingkah laku, keahlian atau kualitas seseorang yang
profesional dari manusia yang baik dalam menggunakan teknologi sistem informasi
di lingkungannya. sebagai pekerja teknologi informasi yang memiliki aturan
aturan serta sikap dan tingkahlaku dalam pengoperasian teknologi informasi.
Tentunya
ada alasan untuk membutuhkannya etika dan profesionalisme dalam TSI dalah
agar dalam sebuah pekerjaan yang membutuhkan sikap dan tanggung jawab, manusia
lebih baik saat mengetahui aturan aturan yang harus dipenuhi sehingga Manusia
yang memiliki etika baik juga akan mendapat perlakuan yang baik dari orang
lain.
Etika
dan Profesionalisme TSI perlu digunakan karena etika dapat membuat seorang
menjadi pribadi yang mengetahui apa tanggung jawab dan sikap yang bernar yang
harus ia ambil dan putuskan. profesionalisme juga membuat seseorang menjadi
paham benar apa yang harus dikerjakan dan mendidik untuk menjadi manusia yang
berkulitas.
.
3.2.
Bagaimana Menggunakan Etika dan Profesionalisme TSI
Etika
dan Profesionalisme TSI perlu digunakan karena etika dalam perkembangannya
sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi
bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Rumusan etika yang
dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi memiliki beberapa tujuan
yaitu:
- Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya.
- Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan
- Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu.
- Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-moral dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.
- Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.
3.3.
Tujuan penerapan Etika dan Profesionalisme TSI
Alasan
mengapa seseorang harus memiliki etika dan profesionalisme adalah agar
terhindar dari sikap atau perbuatan yang dapat melanggar norma-norma yang ada
di lingkungan masyarakat. Manusia yang memiliki etika baik juga akan mendapat
perlakuan yang baik dari orang lain. Etika dan Profesionalisme TSI perlu digunakan
karena etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap
dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini, dengan demikian etika ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.
Etika dalam teknologi
informasi bertujuan agar suatu individu di lingkungan itu :
1.
Mampu memetakan permasalahan yang timbul
akibat penggunaan teknologi informasi itu sendiri.
2.
Mampu menginventarisasikan dan
mengidentifikasikan etikan dalam teknologi informasi.
3.
Mampu menemukan masalah dalam penerapan
etika teknologi informasi.
3.4.
Waktu Menerapkan Etika dan Profesionalisme TSI
Waktu
yang harus menggunakan etika adalah ketika seseorang hendak menggunakan
teknologi sistem informasi yang ada. Tetapi etika dan profesionalisme TSI ini
tidak hanya digunakan saat sedang melakukan sebuah proyek yang akan dijalankan,
melainkan juga harus di jalankan setiap waktu pada saat yang tepat. Sebuah
pertanggung-jawaban dari suatu etika dan profesionalisme harus nyata.
Isu-isu etika yang
harus diperhatikan, yaitu:
- Isu privasi
Rahasia pribadi yang sering
disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail, memeriksa komputer orang
lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi). Privasi informasi adalah
hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri sendiri
dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu,
kelompok, dan institusi
- Isu akurasi
Autentikasi, kebenaran, dan akurasi
informasi yang dikumpulkan serta diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas
berbagai kesalahan dalam informasi dan kompensasi apa yang seharusnya diberikan
kepada pihak yang dirugikan?
- Isu properti
Kepemilikan dan nilai informasi (hak
cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI
adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah
pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk
juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film.
- Isu aksesibilitas
Hak untuk mengakses infomasi dan
pembayaran biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan
sistem dan informasi.
Isu-isu
tersebut harus diperhatikan dan dijadikan panduan ketika hendak menggunakan TSI
dan harus dilakukan secara profesional mengingat peran seseorang tersebut
disuatu perusahaan yang berkaitan erat dengan tanggung jawab orang tersebut di
perusahaan.
Pengguna
etika dan profesionalisme TSI adalah semua elemen di dalam suatu lingkungan
kerja yang akan menggunakan TSI. Mereka yang ada di lingkungan kerja ini harus
sadar dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan etika dan profesionalisme
TSI untuk menghindari isu-isu etika seperti yang telah dijelaskan di atas.
3.5.
Pelaku – pelaku yang Menerapkan Etika dan Profesionalisme TSI
Penerapan
etika dan profesionalitas teknologi sistem informasi harus dilakukan oleh semua
pihak yang terlibat dalam Teknologi Sistem Informasi seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, setiap orang yang hendak menggunakan teknologi sistem
informasi tertentu harus mempertimbangkan untuk menggunakan etika dan
profesionalisme teknologi sistem informasi, sehingga pengguna etika dan
profesionalisme teknologi sistem informasi ini tentunya adalah semua elemen di
dalam suatu lingkungan kerja yang akan dan telah menggunakan Teknologi Sistem
Informasi untuk menghindari adanya isu-isu etika dalam pemanfaatan TI.
Sebagai
seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab moral untuk
mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di setiap kesempatan
dantempat khususnya tempat kita bekerja. Hal itu termasuk melaksanakan peran
kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam sistem
bisnis dalam organisasi.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Etika
profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana mereka
harus menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat.
Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin,
serta dapat mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan
pekerjaan.
Kesadaran
oleh tiap individu yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi juga
kontrol sosial terhadap pengguna lain yang disertai penegakan hukum yang tegas
memberantas tindak pelanggaran-pelanggaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi sehingga terbentuk suatu kesadaran sosial masyarakat akan pentingnya
pengendalian terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang
sesungguhnya sangat bermanfaat bila dimanfaatkan dengan tepat guna