BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DALAM MANCAPAI MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI
PENDAHULUAN
Organisasi sekolah yang baik dan unggul terbentuk dari budaya iklim sekolah itu sendiri. Budaya sekolah sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri, baik atau tidaknya iklim yang disertai budaya sekolah tegantung pada timbal balik perilaku individu didalam sekolah tersebut yang akan mencapai keefektifan mutu sekolah itu sendiri. Mutu pelayanan pendidikan menekankan pada kebutuhan kepuasan pelanggan serta pola manajemen sekolah yang baik dengan disertai kepemimpinan yang baik pula dan akan menghasilkan suatu mutu pendidikan yang baik dan unggul. Kepemimpinan dalam organisasi merupakan motor atau daya penggerak daripada semua sumber – sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi (Sondang P. Siagian).
PEMBAHASAN
Budaya merupakan nilai – nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Didalam organisasi, kebiasaan ini menjadi budaya kerja sumber daya manusia didalam organisasi, dan sering dinamakan budaya organisasi.
Di dalam organisasi pendidikan tidak lepas dari perilaku organisasi itu sendiri. Karena perilaku organisasi tersebut cenderung membentuk budaya yang akan di pakai sebagai dasar pijakan mutu organisasi yaitu mutu pelayanan pendidikan. Menurut Pheagan (2000:5) mengemukakan bahwa apa yang kita lakukan tergantung pada dua hal, yaitu kepribadian dan situasi. Interaksi antara situasi dan kepribadian membentuk perilaku seseorang. Perilaku merupakan cermin budaya dan kepemimpinan. Hal yang dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan budaya organisasi. Hal yang dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan perilaku pemimpinnya.
Organisasi pendidikan masing – masing mempunyai sebuah tujuan tersendiri, untuk itu dalam mencapai tujuan yakni tujuan sekolah diperlukan sebuah mutu pelayanan sekolah. Mutu pelayanan tersebut merupakan sebuah pemberian jasa kepada pelanggan. Pelanggan menjadi prioritas utama dalam pelayanan.
Total Quality Management adalah sebuah pendekatan praktis, namun strategis, dalam menjalankan roda organisasi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan kliennya, (Edward Sallis : 2011). Tujuannya adalah untuk mencari hasil yang lebih baik. Dalam melaksanakan sebuah alur TQM, mutu merupakan sebuah gairah dan pandangan hidup bagi organisasi sekolah yang menerapkannya. Hal tersebut akan terwujud jika adanya kepemimpinan yang baik pada sebuah organisasi sekolah. Kepemimpinan adalah unsur yang penting dalam TQM. Pemimpin harus memiliki visi dan mampu menerjemahkan visi tersebut kedalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spesifik.
Kepemimpinan sekolah yang dilakukan oleh seorang pemimpin menjadi pertimbangan yang penting dalam mencapai mutu yang unggul. Pemimpin pendidikan membutuhkan perspektif – perspektif berikut ini : Visi dan simbol – simbol, Kepala Sekolah harus mengkomunikasikan nilai – nilai organisasi sekolah kepada para staf, para pelajar dan kepada komunitas yang yang lebih luas, Pemimpin pendidikan harus melakukan inovasi diantara staf-stafnya dan bersiap-siap mengantisipasi kegagalan yang mengiringi inovasi tersebut, Pemimpin harus menciptakan rasa kekeluargaan diantara para pelajar, orangtua, guru, dan staf dalam organisasi sekolah, Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas, dan antusiasme. Sifat – sifat tersebut merupakan mutu personal essensial yang dibutuhkan pemimpin lembaga pendidikan.
Dalam hubungan mutu dengan perilaku pemimpin, ada dua hal yang biasanya terhadap bawahan atau stafnya untuk mencapai mutu pelayanan sekolah, yaitu : perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seseorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah dalam lembaga pendidikan. Bentuk dari perilaku pengarahan dalam komunikasi antara lain : menetapkan peranan yang seharusnya dilakukan oleh bawahan atau stafnya, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharunya bisa dikerjakan. Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya : mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para stafnya dalam pengambilan keputusan. Hal diatas menyatakan bahwa staf atau bawahan juga ikut serta berperan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.
PENUTUP
Kesimpulan
Di dalam organisasi pendidikan tidak lepas dari perilaku organisasi itu sendiri. Karena perilaku organisasi cenderung membentuk budaya yang akan di pakai sebagai dasar pijakan mutu organisasi yaitu mutu pelayanan pendidikan. Perilaku merupakan cermin budaya dan kepemimpinan. Hal yang dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan budaya organisasi. Hal yang dilakukan orang dalam organisasi mencerminkan perilaku pemimpinnya.
Saran
Bagi semua pemimpin di dalam ruang lungkup pendidikan yaitu sekolah sebaiknya memperbaiki mutu pelayanan pendidikan didalam organisasi itu sendiri dengan cara melakukan perbaikan secara terus menerus. Dengan peningkatan mutu yang lebih baik akan mengubah buadaya organisasi serta perilaku organisasi yang lebih unggul juga.